Rabu, 28 September 2011

Kemana Arah Krisis Global?

Ester Meryana | Erlangga Djumena | Rabu, 28 September 2011 | 16:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa pemerintah belum bisa memerkirakan ke mana arah kondisi krisis di Amerika Serikat dan Uni Eropa akan berujung. Akan tetapi, kondisi saat ini, pertumbuhan ekonomi dunia telah bergeser ke negara berkembang.

"Resiko krisis dari Amerika Serikat dan Eropa masih berlangsung. Dan, kita belum tahu apakah ini nantilead-nya kepada yang namanya double dip recession atau hanya gejolak ekonomi yang sifatnya temporer," ujar Bambang, dalam konferensi pers terkait perkembangan terkini ekonomi makro dan realisasi APBN, di Jakarta, Rabu ( 28/9/2011 ) sore. Jika terjadi double-dip recession, lanjut Bambang, maka dampaknya pada ekonomi Indonesia tahun 2012 akan signifikan.

Akan tetapi, ia menuturkan, satu hal yang pasti adalah telah terjadi revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 4 persen, dari sebelumnya sebesar 4,3 persen pada tahun ini. Dan, angka yang sama menjadi perkiraan untuk tahun 2012 . Angka tersebut bisa disimpulkan bahwa kondisi AS dan Eropa bisa memperlambat laju perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

"Perlambatan itu terutama terjadi di kawasan negara maju, yang tahun 2011 pertumbuhannya 1,6 persen, dan perkiraan 2012 sebesar 1,3 persen," tambah dia terkait pertumbuhan. Jadi, Bambang menuturkan, laju pertumbuhan ekonomi dunia tidak lagi dipegang oleh negara-negara maju melainkan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia.

------------------------------------------------------------------------------------------

Lalu bagaimana Tanggapan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan UTM?

0 komentar: