Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2007 mencatat surplus sebesar US$ 3,4 miliar, meningkat dibandingkan surplus pada triwulan IV 2006 yang mencapai US$ 2,7 miliar. Sejalan dengan itu, cadangan devisa pada akhir Desember 2007 meningkat menjadi US$ 56,9 miliar*) atau setara dengan kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 5,7 bulan. Surplus NPI tersebut berasal dari surplus transaksi berjalan sekitar US$ 3,4 miliar dan surplus transaksi modal dan keuangan sekitar US$ 0,5 miliar. Surplus transaksi berjalan pada periode ini lebih besar dari surplus pada periode yang sama tahun 2006. Kenaikan surplus tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang masih lebih tinggi dibandingkan impor nonmigas. Sementara itu, surplus yang terjadi pada transaksi modal dan keuangan selama periode ini tercatat lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2006. Hal tersebut disebabkan adanya arus keluar modal portofolio yang cukup besar pada November 2007. Perkembangan ini diperkirakan terkait dengan krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang dampaknya masih dirasakan hingga kini.
Sejalan dengan surplus NPI di triwulan IV-2007, NPI untuk keseluruhan tahun 2007 juga mengalami surplus sebesar US$ 12,5 miliar, sedikit lebih rendah dibanding surplus tahun 2006 sebesar US$ 14,5 miliar. Hal ini disebabkan penurunan surplus transaksi modal dan keuangan menjadi US$ 2,8 miliar pada 2007 dibandingkan US$ 2,9 miliar pada 2006. Dari sisi liabilities, kinerja transaksi modal dan keuangan lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal ini tercermin pada kenaikan arus masuk modal asing dalam jumlah yang signifikan, baik berupa PMA, modal portofolio, maupun penarikan utang luar negeri swasta. Peningkatan arus masuk modal asing tersebut sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi domestik, membaiknya iklim investasi, selisih suku bunga yang menarik, dan kestabilan makroekonomi yang terjaga. Namun, dari sisi lain terjadi kenaikan penempatan aset di luar negeri oleh swasta domestik dalam jumlah yang juga signifikan, baik berupa investasi langsung maupun pembelian surat berharga. Hal ini adalah cerminan meningkatnya minat dan kemampuan investor domestik untuk melakukan ekspansi usaha di luar negeri.
Kemampuan investor domestik berinvestasi di luar negeri antara lain didukung oleh meningkatnya surplus transaksi berjalan yang mencapai US$11,0 miliar pada 2007 dibandingkan US$ 10,8 miliar pada 2006. Kenaikan surplus transaksi berjalan ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas yang masih dapat mengimbangi kenaikan impor nonmigas yang mengalami akselerasi seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Disisi lain, kenaikan harga minyak belum mampu meningkatkan sumbangan sektor migas terhadap surplus transaksi berjalan. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan produksi minyak dan gas disertai kenaikan volume impor minyak untuk konsumsi BBM domestik selama 2007.
Pada tahun 2008 NPI diperkirakan masih mampu mencapai surplus yang cukup tinggi, yaitu sebesar US$ 11,3 miliar, walau sedikit menurun dibandingkan surplus pada tahun 2007. Transaksi berjalan diperkirakan surplus sekitar US$ 10,1 miliar, sedikit lebih rendah dari surplus pada tahun sebelumnya akibat pertumbuhan ekspor nonmigas yang kembali menurun mengikuti prospek ekonomi global yang melambat. Penurunan surplus yang lebih tajam diharapkan dapat dihindari karena ditopang oleh harga minyak yang diperkirakan masih meningkat di pasar internasional. Surplus transaksi berjalan diperkirakan juga terbantu oleh tertahannya akselerasi pertumbuhan impor nonmigas seiring kemungkinan tertahannya akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik pada 2008. Sementara itu, surplus transaksi modal dan keuangan diperkirakan sedikit menurun menjadi sekitar US$ 1,2 miliar. Modal portofolio diperkirakan mulai masuk kembali pada 2008 setelah sempat keluar pada triwulan IV 2007. Namun jumlahnya diperkirakan tidak sebesar 2007 karena kondisi pasar keuangan global yang belum sepenuhnya pulih dari dampak krisis subprime mortgage. Penurunan surplus transaksi modal dan keuangan diperkirakan juga terkait dengan meningkatnya minat dan kemampuan investor domestik untuk menempatkan asetnya di luar negeri, khususnya dalam bentuk surat berharga dan simpanan bank. Meski demikian, sejalan dengan iklim investasi yang diharapkan terus membaik, komposisi arus masuk modal diperkirakan membaik ke arah yang lebih berjangka panjang seperti tercermin pada perkiraan meningkatnya penanaman modal asing (PMA) dan penarikan utang luar negeri swasta. Sebagai refleksi dari surplus NPI, cadangan devisa diperkirakan meningkat menjadi sekitar US$ 68,2 miliar pada akhir 2008, atau setara 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Secara lengkap, perkembangan statistik NPI untuk triwulan IV 2007, keseluruhan tahun 2007, dan proyeksi tahun 2008 serta buletin laporan perkembangan NPI dapat dilihat pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id).
Jakarta, 10 Maret 2008
Direktorat Perencanaan Strategis
dan Hubungan Masyarakat
Filianingsih Hendarta
Kepala Biro
*) Cadangan devisa per 29 Februari 2008 sebesar US$ 57,1 mil
0 komentar:
Posting Komentar