Kamis, 24 April 2008

Minyak Nyaris Sentuh 120 Dollar

SINGAPURA, KAMIS - Harga minyak dunia tidak berhasil menyentuh level 120 dollar AS per barel Kamis (24/4) setelah adanya berbagai laporan antara lain mengenai cadangan energi Amerika Serikat yang menyusut dan juga kekhawatiran pasokan. Kontrak berjangka minyak utama New York jenis light sweet untuk pengiriman Juni naik tipis 21 sen menjadi 118,09 dollar per barel. Kontrak ditutup pada kisaran 118,30 dollar per barel pada Rabu (23/4) di New York Mercantile Exchange (Nymex). Sedangkan, kontrak Mei meningkat mencapai rekor tertinggi 119,90 dollar AS sebelum berakhir pada Selasa. Minyak mentah Laut Utara Brent di London untuk pengiriman Juni naik 51 sen ke posisi 116,46 dollar AS pada Rabu, sehari setelah mencapai level tertinggi 116,75 dollar AS dalam perdagangan harian Selasa, seperti dikutip dari Antara. Administrasi Informasi Energi pemerintah AS, EIA mengatakan Rabu, bahwa cadangan gasolin AS atau cadangan bensin turun dengan 3,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 April. Penurunan ini lebih besar dari perkiraan para analis yang turun 2,0 juta barel. Para pedagang fokus pada pasokan bensin menjelang musim puncak permintaan yang dimulai Mei. Pada waktu itu, banyak warga Amerika mengunakan mobilnya untuk liburan musim panas. EIA menambahkan bahwa cadangan minyak mentah tumbuh dengan 2,4 juta barel, lebih baik dari ekspektasi pasar naik 1,5 juta barel.
Melemahnya nilai tukar dollar AS , kekhawatiran pasokan dan juga keengganan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan produksi telah menyumbang terhadap melonjaknya harga minyak dalam beberapa hari terakhir. Kekhawatiran internasional juga telah turut andil terhadap melonjaknya harga minyak. Phil Flynn pada Alaron Trading mengatakan bahwa para pedagang ragu-ragu setelah harga berjangka gagal menyentuh level simbolis 120 dollar per barel, sehingga mengurangi kegairahan para spekulan. Tambahan lagi mencuatnya pemberitaan pekan ini di mana grup minyak Belanda-Inggris Royal Dutch-Shell melaporkan penurunan produksinya 169.000 barel per hari karena adanya sabotase pada pipa saluran utama minyak di selatan Nigeria.

0 komentar: